14 Mei 2009

Hand Out Implant

HAND OUT
KONTRASEPSI PROGESTIN

IMPLANT

A. Pengertian
Implant (subdermal) merupakan Alat kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) yang mengandung hormone progesterone.

B. Jenis-jenis Norplant
Norplant terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36 mg levonorrgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.

   



1. Implanon
Implanon terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.

   

2. Jedena atau Indoplant
Jedena atau indoplant terdiri dari 2 batanng yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.

 

C. Cara Kerja
1. Lendir serviks menjadi kental.
2. Mengganggunproses pem,benmtukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.
3. Mengurangi transportasi sperma.
4. Menekan ovulasi.
D. Manfaat
1. Kontrasepsi
 Daya guna tinggi.
 Perlindungan jangka panjang.
 Pengembalian tingkat kesuburan setelah pencabutan.
 Bebas dari pengaruh estrogen.
 Tidak mengganggu kegiatan senggama.
 Tidak mengganggu ASI.
 Datpat dicabut setiap saat.
 Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

2. Nonkontrasepsi
 Mengurangi nyeri haid.
 Mengurangi jumlah darfah haid.
 Mengurangi/memperbaiki anemia.
 Mengurangi terjadinya kanker endometrium.
 Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara.
 Melindungi diri dari beberapa penyebab radang panggul.
 Menurunkan angka kejadian endometrium.

E. Keterbatasan
1. Perubahan pola haid
2. Timbulnya keluhan seperti sakit kepala, nyeri payudara, mual.
3. Tidak memberikan efek protektif terhadap HIV/AIDS.
4. Membutuhkan pembedahan minor.

F. Yang Boleh Menggunakan Implant
1. Usia reproduksi.
2. Telah memiliki anak/belum
3. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
4. Pasca persalinan &pasca keguguran.
5. Riwayat kehamilan ektopik.
6. Tidak boleh menggunakan kontrsepsi hormonal yang mengandung estrogen.
7. sering lupa minum pil.

G. Yang tidak Boleh Menggunakan Implant
1. Hamil atau di duga hamil.
2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3. Benjolan/kanker payudara.
4. Mioma uterus atau kanker payudara.
5. Gangguan toleransi glukosa.

H. Waktu Mulai Menggunakan implant
1. Setiap saat selama siklus haid hari ke 2 sampai hari ke 7.
2. Bila klien tidak haid, insersi bias dilakukan setiap saat.
3. Pasca keguguran.

I. Peemasangan Implant
1. Persiapan
a. Persiapan Alat
 Tensi
 Stethoscope
 Tempat tidur periksa
 Alat penyangga lengan (tambahan)
 Perlak dan pengalas
 Pola
 Bak instrumen yang berisi:
- 1 pasang hand schoen steril tanpa bedak
- Kasa steril/doek
- Kom steril
 Batang Norplant (6 buah) dalam kantong
 Kom berisi cairan betadin
 Anastesi lokal konsentrasi 1%
 Semprit 5 cc dan jarum no. 22
 Trokar no.10
 Skapel no. 11/15
 Plaster/band aid
 Klem penjepit
 Pinset
 Bengkok
 Larutan chlorin 0,5%
 Sabun dan handuk tangan

b. Persiapan Pasien
 Pastikan klien benar-benar memilih metode kontrasepsi implant sebagai pilihannya
 Jelaskan kepada klien prosedur yang akan dilakukan
 Mempersilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan bila kurang mengerti
 Sampaikan kepada klien kemungkinan akan merasa sedikit sakit pada beberapa langkah waktu pemasangan dan nanti akan diberitahu bila sampai pada langkah-langkah berikut
 Meminta klien untuk mencuci daerah yang akan dipasang implant

2. Kunci Keberhasilan Pemasangan
a. Untuk pemasangan, pilihlah lengan klien yang jarang digunakan.
b. Gunakan cara pencegahan infeksi yang dianjurkan.
c. Pastikan kapsul-kapsul tersebut ditempatkan sedikitnya 8 cm di atas lipat siku.
d. Insisi pemasangan harus kecil.
e. Memasukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil.
f. Pastika kapsul benar-benar keluar dari trokar.
g. Setelah pemasangan kapsul, bila sebuah ujung kapsul menonjol keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi harus dicabut dengan hati-hati.
h. Kapsul pertama dan ke enam harus membentuk sudut 750.
i. Gambar tempat kapsul tersebut sebelum pemasangan.
3. Persiapan Pemasangan
a. Langkah 1: persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air mengalir. Pastikan tidak terdapat sisa sabun setelah membilasnya.
b. Langkah 2: tutup tempat tidur klien.
c. Langkah 3: persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan diletakkan diatas meja/penyangga.
d. Langkah 4: tentukan tempat pemasangan yang optimal yaitu 8 cm dari lipatan siku, gunakan pola dan spidol untuk menandai tempat insisi.
e. Langkah 5: siapkan alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat yang di dalamnya.
f. Langkah 6: bula dengan hati-hati kemasan steril implant dan jatuhkan seluruhnya ke dalam mangkok steril.

4. Tindakan Sebelum Pemasangan
a. Langkah 1: cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
b. Langkah 2: pakai sarung tangan steril atau DTT tanpa bedak.
c. Langkah 3: Atur alat-alat dan bahan-bahan sehingga mudah mencapainya, hitung kapsul untuk memastikan jumlahnya.
d. Langkah 4: Persiapkan tepat insisi dengan larutan antiseptic, gunakan klem steril atau DTT untuk memegang kasa berantiseptik. Mulai mengusai dari tempat yang akan dilakukan insisi kea rah luar dengan gerakan melingkar dan biarkan kering sekitar 2 menit.
e. Langkah 5: gunakan doek yang mempunyai lubang untuk menutupi lengan.
f. Langkah 6: setelah memastikan dari anamnesis tidak ada alergi terhadap obat anastesi, maka isi alat suntik dengan 3 ml obat anastesi (1% tanpa epinefrin).
g. Langkah 7: Masukkan jarum tepat di bawah kulitpada tempat insisi, kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak kena pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat untuk membuat gelembung kecil pada kulit, kemudian tanpa memindahkan jarum masukkan ke bawah kulit (subdermis) sekitar 4 cm.

5. Pemasangan Kapsul
a. Langkah 1: pasang skapel dengan sudut 450, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit.
b. Langkah 2; masukkan tokar ke bawah kulit sebelum memasukkan setiap kapsul sampai batas angka 1, dan pada angka 2 batas trokar agar tetap berada di bawah kulit untuk pemasangan kapsul berikutnya.
c. Langkah 3: dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya masukkan ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil, mulai dari kiri atau kanan pada pola kipas.
d. Langkah 4: untuk meletakkan kapsul di bawah kulit, angkat trokar ke atas sehingga kulit terangkat.
e. Langkah 5: saat trokar masuk sampai tanda 2 cabut pendorong trokar.
f. Langkah 6: masukkan kapsul ke dalam trokar, dorong kapsul sampai seluruhnya masuk kedalam trokar dan masukkan kembali pendorong.
g. Langkah 7: gunakan pendorong untuk mendorong kapsul kea rah ujung trokar sampai ada terasa tahanan.
h. Langkah 8: pegang prndorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangan untuk menstabilkan. Tarik tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk kea rah luka insisi sampai angka 2 muncul di tepi luka insisi.
i. Langkah 9: saat pangkal trokar menyentuk pegangan pendorong, angka 2 harus terlihat di tepi luka insisi dan kapsul saat itu kelluar dari trokar tepat berada di bawah kulit.
j. Langkah 10: tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar kea rah lateral kanan dan kembalikan lagi ke posisi semula.
k. Langkah 11: pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi, pastikan ujung kapsul terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi.
l. Langkah 12: saat memasang keenam kapsul satu demmi satu, jangan mencabut trokar dari luka insisi.
m. Langkah 13: sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan keenam kapsul semuanya telah terpasang.
n. Langkah 14: ujung dari semua kapsul harus tidak ada pada tepi luka insisi (sekitar 5 mm). bila sebuah kapsul keluarnatau terlallu dekat dengan luka insisi, harus dicabut secara hati-hato.
o. Langkah 15: setel;ah ke 6 kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, cabut trokar pelan-pelan.

 

6. Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul
a. Menutup luka insisi dengan menggunakan band aid, luka insisi tidak perlu dijahit karena dapat menimbulkan jaringan parut.
b. Perawatan klien: buat catatan rekam medik dan amati kemungkinan adanya perdarahan selama 15-20 menit.


7. Petunjuk Perawatan Luka Insisi Di Rumah
a. Mungkin akan terdapat memar, bengkak atau sakit di daerah insisi selama nenerapa hari. Hal ini normal.
b. Jaga luka insisi tetap kering.
c. Jangan membuka pembalut tekan selama 48 jam.
d. Klien dapat segera bekerja secara rutin.
e. Data luka insisi sembuh, daerah tersbut dapat disentuh dan dibersihkan dengan tekanan normal.
f. Bila terdapat tanda-tanda infeksi segera kembali ke klinik.

8. Bila Terjadi Infeksi
a. Obati dengan pengobatan yang sesuai untuk infeksi local.
b. Bila terjadi abses cabut semua kapsul.

J. Pencabutan Implant
Pencabutan untuk implant norplant, jedena indoplant maupun implanon sama hanya berbeda dengan jumlah kapsul yang terpasang. Metode standard dengan menggunakan klem mosquito atau Crile.
1. Persiapan
a. Persiapan Alat
 Tensi
 Stethoscope
 Tempat tidur periksa
 Alat penyangga lengan (tambahan)
 Perlak dan pengalas
 Pola
 Bak instrumen yang berisi:
- 1 pasang hand schoen steril tanpa bedak
- Kasa steril/doek
- Kom steril
 Batang Norplant (6 buah) dalam kantong
 Kom berisi cairan betadin
 Anastesi lokal konsentrasi 1%
 Semprit 5 cc dan jarum no. 22
 Trokar no.10
 Skapel no. 11/15
 Klem lengkung dan lurus (mosquito dan cirle)
 Plaster/band aid
 Klem penjepit
 Pinset
 Bengkok
 Larutan chlorin 0,5%
 Sabun dan handuk tangan
c. Persiapan Pasien
Sebelum mencabut kapsul, ajak klien berbicara tentang alasannya ingin mencabut dan jawab semua pertanyaannya. Terangkan secara ringkar proses pencabutan dan apa yang diharapkan selan=ma dan sesudah pencabutan.


2. Kunci keberhasilan Pencabutan
a. Pencabutan yang mudah tergantung dari pemasangan.
b. Raba tempat pencabutan untuk menentukan lokasi.
c. Kapsul yang pertama di cabut adalah kapsul yang paling dekat dengan luka insisi.

3. Persiapan Sebelum Tindakan
a. Langkah 1: persilahkan klien untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
b. Langkah 2: tutup tempat tidur klien.
c. Langkah 3: persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan diletakkan diatas meja/penyangga.
d. Langkah 4: raba keenam kapsul untuk menentukan lokasinya.
e. Langkah 5: pastikan posisi setiapkapsul dengan membuat tanda pada kesua ujung. Setiap kapsul.
f. Langkah 6: siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya.
.
4. Tindakan Sebelum Pencabutan
a. Langkah 1: cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
b. Langkah 2: pakai sarung tangan steril atau DTT tanpa bedak.
c. Langkah 3: Atur alat-alat dan bahan-bahan sehingga mudah mencapainya, hitung kapsul untuk memastikan jumlahnya.
d. Langkah 4: Persiapkan tepat insisi dengan larutan antiseptic, gunakan klem steril atau DTT untuk memegang kasa berantiseptik. Mulai mengusai dari tempat yang akan dilakukan insisi kea rah luar dengan gerakan melingkar dan biarkan kering sekitar 2 menit.
e. Langkah 5: gunakan doek yang mempunyai lubang untuk menutupi lengan.
f. Langkah 6: sekali lagi raba untuk menentukan lokasinya.
g. Langkah 7: setelah memastikan dari anamnesis tidak ada alergi terhadap obat anastesi, maka isi alat suntik dengan 3 ml obat anastesi (1% tanpa epinefrin).

5. Tindakan Pencabutan Kapsul
a. Langkah 1: tentukan lokasi insisi.
b. Langkah 2: pada lokasi yang sudah dipilih buat insisi.
c. Langkah 3: Mulai dengan mencabuut kapsul.
d. Langkah 4: Dorong ujung kapsul kea rah insisi.
e. Langkah 4a: masukkan klem lengkung melalui luka insisi dengan lengkungan jepitan berada di bawah ujung kapsul.
f. Langkah 4b: dorong ujung kapsul sedekat mungkin pada luka insisi.
g. Langkah 5: Bersihkan dan buka jaringan ikat yang mengelilingi kapsul.
h. Langkah 6: Jepit kapsul yang sudah terpapar dengan menggunakan klem kedua.
i. Langkah 7: Pilih kapsul berikutnya yang tampak paling mudah dicabut.

6. Tindakan Setelah Pencabutan kapsul
a. Menutup luka insisi dengan menggunakan band aid, luka insisi tidak perlu dijahit karena dapat menimbulkan jaringan parut.
b. Perawatan klien: buat catatan rekam medik dan amati kemungkinan adanya perdarahan selama 15-20 menit.

Tidak ada komentar: